Kesalahan Fatal Saat Menyusun Menu untuk Booth F&B di Event

Kesalahan Fatal Saat Menyusun Menu untuk Booth F&B di Event

Mengikuti event F&B adalah kesempatan emas bagi pebisnis kuliner, terutama yang baru memulai. Event selalu ramai pengunjung dengan rasa penasaran tinggi untuk mencoba makanan atau minuman baru. Namun, banyak pebisnis pemula yang terjebak pada satu kesalahan fatal: menyusun menu tanpa strategi. Alih-alih menarik pembeli, justru booth mereka sepi pengunjung, stok menumpuk, hingga kerugian tidak bisa dihindarkan.

Mengapa Menu Jadi Penentu Keberhasilan Booth F&B?

Menu bukan sekadar daftar makanan dan minuman yang ditawarkan. Ia adalah alat komunikasi pertama yang dilihat konsumen ketika datang ke booth. Menu yang tepat bisa membuat pengunjung langsung tertarik mencoba, sedangkan menu yang salah justru membuat mereka ragu. Karena itu, memahami bagaimana menyusun menu dengan benar adalah kunci agar investasi di event tidak sia-sia.

Kesalahan Fatal yang Sering Terjadi

  1. Terlalu Banyak Pilihan Menu
    Pebisnis pemula sering berpikir semakin banyak pilihan, semakin menarik konsumen. Faktanya, terlalu banyak menu membuat pengunjung bingung. Orang hanya punya waktu singkat untuk memutuskan saat berada di keramaian event. Akibatnya, mereka bisa memilih booth lain yang lebih sederhana dan jelas.
  2. Harga Tidak Sesuai Target Audiens
    Event punya karakteristik audiens berbeda. Ada event yang mayoritas dikunjungi anak muda dengan budget terbatas, ada juga yang disesaki keluarga dengan daya beli lebih tinggi. Menyusun harga tanpa menyesuaikan daya beli target bisa berujung fatal: terlalu mahal membuat pengunjung enggan, terlalu murah membuat keuntungan tipis.
  3. Tidak Ada Produk Andalan
    Booth yang sukses selalu punya signature dish atau hero product. Menu andalan inilah yang jadi daya tarik utama pengunjung. Tanpa produk spesial, booth hanya terlihat seperti “biasa saja” di tengah puluhan kompetitor.
  4. Desain Menu yang Membingungkan
    Menu yang penuh tulisan kecil, tidak ada gambar, atau tata letak berantakan adalah bumerang. Di tengah suasana ramai, konsumen butuh visual yang cepat dipahami. Desain menu yang rumit bisa membuat calon pembeli melewati booth tanpa mencoba.
  5. Tidak Menyesuaikan dengan Tren dan Preferensi Konsumen Event
    Setiap event punya nuansa tersendiri. Misalnya, event musik anak muda lebih cocok dengan menu minuman segar, dessert kekinian, atau snack praktis. Jika tetap menjual makanan berat tanpa riset, potensi sukses menurun drastis.

Dampak Negatif bagi Pebisnis Pemula

Kesalahan menyusun menu tidak hanya mengurangi penjualan, tetapi juga merusak brand di mata konsumen. Beberapa dampak nyata yang sering terjadi antara lain:

  • Booth sepi pengunjung. Orang enggan mampir karena bingung dengan menu atau merasa tidak cocok dengan harga.
  • Bahan baku terbuang. Produk yang tidak laku akhirnya menjadi kerugian.
  • Margin keuntungan tipis. Karena salah strategi harga, pendapatan tidak sebanding dengan biaya operasional booth.
  • Brand tidak berkesan. Tanpa produk yang menonjol, pengunjung tidak punya alasan untuk mengingat brand setelah event selesai.

Strategi Menyusun Menu yang Tepat

Agar terhindar dari kesalahan fatal, ada beberapa strategi praktis yang bisa diterapkan pebisnis F&B:

  1. Pilih Produk dengan Konsep “Hero Product”
    Tentukan satu menu yang menjadi bintang utama. Produk ini harus unik, mudah diingat, dan punya daya tarik visual. Misalnya, gelato dengan topping premium atau minuman dengan warna menarik.
  2. Terapkan Prinsip Less is More
    Lebih baik menawarkan 3–5 menu yang jelas dan kuat, daripada 15 menu yang membingungkan. Fokus pada kualitas, bukan kuantitas.
  3. Sesuaikan Harga dengan Target Audiens
    Lakukan riset kecil sebelum event. Tanyakan ke penyelenggara atau lihat event serupa tahun sebelumnya. Dari situ, kamu bisa menentukan harga yang realistis sekaligus menguntungkan.
  4. Sajikan Variasi Menu yang Terukur
    Meskipun tidak perlu banyak, tetap pastikan variasi ada. Misalnya, satu minuman segar, satu snack asin, dan satu dessert manis. Ini memberi opsi bagi konsumen dengan preferensi berbeda.
  5. Buat Desain Menu yang Visual dan Jelas
    Gunakan foto berkualitas tinggi, font mudah dibaca, dan tata letak sederhana. Pastikan konsumen bisa memahami menu dalam waktu kurang dari 10 detik.

Benefit Customer-Driven dari Menu yang Tepat

Strategi menu bukan hanya soal keuntungan bisnis, tetapi juga tentang bagaimana membuat konsumen merasa puas. Dengan menu yang tepat, konsumen mendapatkan pengalaman lebih baik:

  • Lebih mudah memilih. Tidak ada kebingungan karena pilihan jelas.
  • Pengalaman makan menyenangkan. Signature dish menciptakan rasa puas dan kesan positif.
  • Kepercayaan meningkat. Konsumen melihat brand lebih profesional dan terkurasi.
  • Repeat order. Konsumen yang puas di event cenderung mencari brand kembali di luar event.

Tips Praktis Bagi Pebisnis Pemula

  • Riset audiens sebelum menentukan menu. Sesuaikan dengan demografi pengunjung event.
  • Gunakan menu tester. Uji beberapa produk ke teman atau komunitas kecil sebelum dipasarkan di event.
  • Tawarkan bundling atau paket hemat. Misalnya beli minuman + snack dengan harga lebih murah daripada beli terpisah.

Kesimpulan

Kesalahan menyusun menu adalah jebakan klasik bagi pebisnis F&B pemula di event. Terlalu banyak pilihan, harga yang tidak tepat, hingga tidak adanya produk andalan bisa membuat peluang emas berubah menjadi kerugian. Namun, dengan strategi yang tepat—fokus pada hero product, desain menu sederhana, harga sesuai audiens, dan variasi terukur—booth bisa menjadi magnet pengunjung dan menciptakan pengalaman konsumen yang berkesan. Ingat, menu yang tepat bukan hanya soal jualan, tetapi juga tentang membangun brand yang dipercaya konsumen.

Baca Juga: Camilan Penutup yang Aman untuk Semua Usia, Cocok untuk Bisnis Keluarga

Sumber:

  • Marketeers – Marketing Insights
  • Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif – F&B Business Tips
Kenapa Banyak Restoran Gagal Karena Mengabaikan Menu Penutup?

Kenapa Banyak Restoran Gagal Karena Mengabaikan Menu Penutup?

Dalam dunia restoran, banyak pemilik baru berkonsentrasi pada menu utama, masakan berat, garnish, harga, kecepatan layanan dan sering mengabaikan satu bagian kecil namun sangat krusial: menu penutup atau dessert. Padahal, dari sisi customer, menu penutup bukan sekadar “pemanis akhir”, ia adalah kesempatan untuk meningkatkan kepuasan, memperdalam pengalaman makan, dan tentu saja menambah keuntungan. Jika Anda sebagai pebisnis pemula mengabaikan dessert, Anda mungkin kehilangan peluang besar tanpa disadari.

 

Apa Itu Menu Penutup / Dessert?

Menu penutup mencakup hidangan manis atau ringan yang disajikan di akhir makan: kue, puding, es krim, buah segar, dessert kopi, chocolate fondant, mousse, dan sejenisnya. Ada dessert berat, ada dessert ringan; ada dessert yang butuh banyak persiapan, ada yang bisa disiapkan lebih cepat. Pelanggan melihat dessert sebagai bagian dari ritual makan: “bagaimana saya menyudahi seluruh pengalaman kuliner ini?” Bagi banyak orang, dessert = momen kenangan, kepuasan setelah menikmati hidangan utama.

Dampak Mengabaikan Menu Penutup Bagi Restoran Pemula

  1. Opportunity Loss / Kehilangan Pendapatan Tambahan

    • Pelanggan yang sudah makan utama dan minum akan cenderung menambah dessert jika ditawarkan dengan baik. Mengabaikan ini sama dengan membiarkan “uang di atas meja” tidak diklaim.
    • Data dari Restaurant.org menyebutkan bahwa menu dessert dapat meningkatkan average check size (ukuran tagihan rata-rata) dan persepsi nilai restoran.
  2. Penurunan Kepuasan Pelanggan & Repeat Visit

    • Jika restoran tidak memiliki dessert atau memiliki pilihan yang buruk, pelanggan bisa merasa pengalaman tidak lengkap. Hal ini menurunkan kemungkinan mereka kembali atau merekomendasikan restoran.
    • Beban persepsi “kualitas” dapat dipengaruhi oleh bagaimana sebuah restoran mengakhiri hidangan.
  3. Kerusakan Reputasi & Citra

    • Di era review & media sosial, momen dessert menjadi foto-moment. Visual dessert yang menarik bisa menjadi daya tarik online. Jika tak ada atau seadanya, bisa jadi kekurangan yang diceritakan pelanggan.
  4. Kesulitan dalam Pembedaan / Kompetisi

    • Jika banyak restoran memiliki menu utama yang mirip, yang memperbeda­kan bisa jadi menu penutup, rasanya, inovasinya, penyajian, dan pengalamannya.

 

Manfaat Menu Penutup Bila Did esain Berbasis Pelanggan (Customer-Driven)

Untuk pebisnis pemula, bukan hanya soal punya dessert, tapi bagaimana dessert tersebut dirancang berdasarkan customer-driven insights. Beberapa manfaatnya:

  • Upsell & Cross-selling: Misalnya setelah main course, pelayan bisa menawarkan dessert + kopi/sehat/minuman pendamping. Fokus pada dessert yang margin nya bagus tapi persiapan tidak rumit dapat meningkatkan keuntungan
  • Tingkat Kepuasan & Loyalitas Pelanggan: Dessert yang sesuai keinginan pelanggan mengerti preferensi rasa, porsi, manisnya, presentasi bisa membuat pelanggan merasa diperhatikan. Mereka akan lebih sering kembali.
  • Nilai Tambah & Brand Experience: Dessert bisa menjadi elemen yang membentuk identitas restoran: spesial, kreatif, Instagram-able, signature dish. Ini membantu brand awareness dan word-of-mouth.
  • Mengisi Ruang untuk Inovasi Musiman / Trend: Misalnya dessert yang mengikuti musim buah, tema lokal, atau tren healthy dessert / vegan dessert. Pelanggan tertarik pada hal baru.

 

Tantangan & Kesalahan Umum dalam Mengelola Menu Penutup

Memang, tidak semua restoran langsung sukses memasukkan dessert. Berikut beberapa kesalahan & tantangan yang sering dihadapi:

  • Biaya & Margin Rendah: Harga bahan dessert, tenaga kerja, waktu prep bisa lebih tinggi, tapi harga jual dessert seringkali tidak cukup tinggi untuk menutup biaya tersebut. Banyak restoran menganggap dessert sebagai tambahan biasa lalu menjualnya terlalu murah.
  • Over-kompleksitas / Over-variasi: Banyak jenis dessert tapi tidak satupun yang benar-benar menonjol atau populer. Hal ini membuat stok bahan banyak, risiko rusak tinggi, dan pelayan pun bingung.
  • Desain Menu & Penyajian yang Kurang Menarik: Appearance, plating, foto di menu, deskripsi — ini penting. Seringkali restoran pemula menomorduakan visual & deskripsi dessert. Padahal (menurut -‐ DiningAlliance), sekitar 89% orang terpengaruh oleh tampilan dessert ketika memutuskan membelinya.
  • Pemasaran & Promosi yang Kurang: Tidak ada highlight dessert di menu, tidak ada promosi, tidak ada diskon, tidak ikut tren media sosial. Dessert bisa jadi salah satu konten promosi yang menarik.
  • Pengaturan Waktu & Kapasitas Produksi: Dessert sering butuh persiapan, chilling, finishing. Jika tidak dikelola, bisa memperlambat service, atau menyebabkan waste jika tidak laku.

 

Strategi Menu Penutup yang Efektif untuk Restoran Pemula

Berikut strategi-praktis yang bisa dipraktekkan oleh restoran yang baru memulai:

  1. Riset Pelanggan & Preferensi Lokal

    • Survey singkat: manisnya seperti apa, jenis dessert apa yang disukai (buah, cokelat, susu, kopi, ringan vs berat, ukuran porsi).
    • Amati pesaing di area lokal: apa dessert mereka; apa yang populer di sekitar; gap apa yang bisa diisi.
  2. Mulai dengan Pilihan Dessert Minimal tapi Berkualitas

    • Contoh: dua-tiga pilihan dessert signature yang mudah dibuat dan punya margin bagus.
    • Uji respon pelanggan; jika satu dessert sangat populer, variasikan atau tambah versi seasonal.
  3. Manfaatkan Trend & Musiman

    • Gunakan bahan lokal dan musiman → rasa lebih segar, biaya bisa lebih rendah, menarik perhatian.
    • Ikut tren: dessert sehat, vegan, bebas gula, atau porsi kecil.
  4. Desain Menu & Visual yang Menarik

    • Fotografi makanan yang baik untuk menu dan media sosial.
    • Deskripsi dessert yang menggugah (rasa, tekstur, bahan istimewa).
    • Penyajian plating yang menarik; warna & tekstur yang kontras.
  5. Pricing & Margin

    • Hitung biaya bahan + tenaga + overhead + presentasi: jangan hanya estimasi.
    • Tetapkan harga yang memperhitungkan margin yang layak, tapi masih terasa wajar untuk pelanggan.
    • Pertimbangkan bundling: dessert + kopi; menu‐set; promo spesial.
  6. Promosi & Pengalaman Pelanggan

    • Tawarkan dessert sebagai upsell oleh pelayan setelah main course.
    • Gunakan media sosial, foto pelanggan (user generated content), testimoni, event dessert malam atau tasting.
    • Gunakan feedback pelanggan (online/offline) untuk memperbaiki rasa / varian dessert.
  7. Operasional Efisien

    • Produksi dessert yang bisa disimpan/chilled agar cepat disajikan.
    • Stok bahan dengan baik; jaga agar tidak banyak waste.
    • Pelatihan staf agar dessert disajikan dengan rapi dan cepat. 

Studi Kasus / Contoh Restoran yang Sukses Menjadikan Dessert Sebagai Keunggulan

Misalnya (dalam konteks internasional) restoran yang menggunakan dessert sebagai ciri khasnya: es krim artisan, dessert kopi dengan signature rasa lokal, restoran fine dining yang punya dessert tasting menu di akhir. Mereka memanfaatkan visual di sosial media, word-of-mouth, dan review food blogger. Keberhasilan mereka bukan hanya dari makanan utama, tetapi bagaimana dessert menjadi “icing on the cake” secara literal dan kiasan.

Di Indonesia, banyak pula cafe yang terkenal karena dessert mereka: artisanal gelato, kue kekinian, dessert bowl, dessert tradisional dipreteli ulang dalam kemasan modern. Ini menunjukkan bahwa dessert bisa menjadi pembeda yang kuat.

 

Kesimpulan

Untuk pebisnis restoran pemula, mengabaikan menu penutup bukanlah pilihan jika ingin bertahan dan berkembang. Dessert bukan hanya pelengkap estetika, tapi bagian strategis dalam keseluruhan pengalaman pelanggan dan profit restoran.

Berikut ringkasan rekomendasi yang bisa langsung dikerjakan:

  • Identifikasi preferensi pelanggan sejak awal (melalui survei, tes kecil, feedback).
  • Mulai dengan dessert sederhana, berkualitas, margin positif.
  • Fokus pada visual & penyajian yang menarik.
  • Integrasikan dessert dalam pengalaman pelanggan dan promosi (upsell, media sosial).
  • Monitor penjualan dessert, feedback pelanggan, dan jangan takut melakukan iterasi: ubah varian, tambahkan seasonal, buang yang tidak laku.

Baca juga: Apa yang Dicari Turis Saat Berkunjung ke Kafe atau Hotel?

Sumber:

  1. Dessert: A sweet addition to the dining experience — Restaurant.org
  2. How Customer Data Improves Restaurant Menu Design for Maximum Profit — Lavu
  3. Menu innovation: The recipe for customer retention and restaurant success — Blackbox Intelligence
  4. Why appetizers, desserts, and sides are essential to your restaurant business — Milky Lane insights
Copyright © 2025 Frutta Gelato