Bagi sebagian besar ibu, melihat senyum bahagia si Kecil saat menikmati dessert manis adalah pemandangan yang sangat menyenangkan. Memberikan camilan manis seringkali dianggap sebagai bentuk kasih sayang atau hadiah kecil setelah anak bersemangat menjalani hari. Namun, tahukah Bunda bahwa di balik kelezatan dessert yang disukai anak-anak, seringkali bersembunyi kandungan gula yang jauh melebihi batas aman untuk kesehatan mereka?
Mungkin Bunda termasuk salah satu orang tua yang sudah berusaha teliti memilih produk dengan label yang tampak menjanjikan, seperti “lebih sehat”, “alami”, atau bahkan “tanpa gula tambahan”. Akan tetapi, mengapa ya, terkadang anak tetap terlihat terlalu aktif, mudah merasa lelah tanpa alasan jelas, atau menjadi lebih rewel dari biasanya? Bisa jadi, penyebabnya terletak pada gula tersembunyi yang tanpa sadar terkandung dalam camilan favorit mereka.
Lalu, bagaimana sebenarnya cara agar Bunda bisa menjadi lebih cermat dan jeli dalam membaca kandungan gula yang sebenarnya tertera di balik label kemasan makanan anak? Mari kita telaah bersama!
Mengapa Asupan Gula Perlu Dibatasi dengan Ketat untuk Anak-Anak?
Memberikan batasan yang jelas terhadap asupan gula pada anak bukan tanpa alasan. Konsumsi gula berlebihan telah terbukti dapat memengaruhi kesehatan anak secara menyeluruh, mulai dari masalah jangka pendek hingga risiko penyakit kronis di kemudian hari. Beberapa dampak negatif gula berlebih pada anak antara lain:
- Memicu Obesitas dan Kelebihan Berat Badan: Gula tambahan, terutama yang berasal dari minuman manis dan camilan olahan, seringkali mengandung kalori kosong yang tidak memberikan rasa kenyang. Jika dikonsumsi secara berlebihan tanpa diimbangi aktivitas fisik, kalori ini akan menumpuk menjadi lemak tubuh dan meningkatkan risiko obesitas pada anak.
- Menyebabkan Kerusakan Gigi dan Gigi Berlubang (Karies): Bakteri jahat di dalam mulut sangat menyukai gula. Ketika anak mengonsumsi makanan atau minuman manis, bakteri ini akan memecah gula dan menghasilkan asam yang dapat mengikis lapisan email gigi, menyebabkan gigi berlubang dan rasa sakit yang tidak nyaman.
- Mengganggu Perilaku dan Konsentrasi: Lonjakan kadar gula darah setelah mengonsumsi makanan manis dapat memberikan energi sesaat, namun seringkali diikuti dengan penurunan kadar gula darah yang drastis. Perubahan kadar gula darah yang fluktuatif ini dapat memengaruhi suasana hati, tingkat energi, dan kemampuan konsentrasi anak.
- Meningkatkan Risiko Penyakit Kronis di Masa Depan: Penelitian menunjukkan bahwa konsumsi gula berlebihan pada masa kanak-kanak dapat meningkatkan risiko terjadinya penyakit kronis seperti diabetes tipe 2, penyakit jantung, dan bahkan beberapa jenis kanker di kemudian hari.
Berdasarkan rekomendasi dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), anak-anak usia 2 hingga 18 tahun sebaiknya tidak mengonsumsi lebih dari 25 gram gula per hari. Jumlah ini setara dengan sekitar 6 sendok teh gula. Mengawasi asupan gula si Kecil sejak dini adalah investasi penting untuk kesehatan jangka panjangnya.

Waspadai! Kenali Istilah Gula Tersembunyi yang Seringkali Ada dalam Label Kemasan
Seringkali, produsen makanan menggunakan berbagai macam istilah yang berbeda untuk menyebut “gula” dalam daftar komposisi produk mereka. Hal ini terkadang membuat para ibu menjadi bingung dan kesulitan untuk mengidentifikasi kandungan gula yang sebenarnya dalam makanan atau minuman yang akan diberikan kepada anak. Berikut adalah beberapa istilah gula tersembunyi yang wajib Bunda kenali dan waspadai saat membaca label kemasan:
- Sukrosa: Ini adalah jenis gula meja yang paling umum kita kenal.
- Fruktosa: Gula alami yang banyak ditemukan dalam buah-buahan dan madu, namun sering juga ditambahkan dalam bentuk sirup jagung tinggi fruktosa.
- Maltosa: Gula yang terbentuk dari pemecahan pati, sering ditemukan dalam sereal dan sirup malt.
- Sirup Jagung Tinggi Fruktosa (HFCS): Pemanis buatan yang banyak digunakan dalam minuman ringan, sirup, dan makanan olahan.
- Dextrose: Bentuk sederhana dari gula glukosa yang sering digunakan sebagai pemanis.
- Glukosa: Gula sederhana yang merupakan sumber energi utama bagi tubuh.
- Sorbitol / Mannitol (Gula Alkohol): Jenis pemanis buatan yang sering ditemukan dalam produk bebas gula atau rendah kalori, namun perlu diperhatikan karena dapat menyebabkan masalah pencernaan pada beberapa orang jika dikonsumsi berlebihan.
- Molasses: Sirup kental berwarna cokelat gelap yang merupakan produk sampingan dari pembuatan gula tebu atau bit.
- Brown Rice Syrup: Pemanis alami yang dibuat dari beras merah yang difermentasi.
Tips Ibu Cerdas Saat Membaca Label Kemasan:
Saat membaca label komposisi suatu produk makanan atau minuman, perhatikan urutan bahan-bahan yang tertulis. Bahan-bahan yang tercantum di urutan paling atas menunjukkan bahwa kandungan bahan tersebut paling banyak dalam produk. Jika salah satu nama gula (baik yang sudah kita kenal maupun istilah gula tersembunyi di atas) berada di antara 3 urutan teratas dalam daftar komposisi, itu artinya kandungan gula dalam produk tersebut cukup dominan.
Langkah-Langkah Bijak Memilih Dessert yang Lebih Aman dan Sehat untuk Anak
Sebagai ibu yang cerdas dan peduli terhadap kesehatan si Kecil, berikut adalah beberapa tips yang bisa Bunda terapkan saat memilih dessert atau camilan manis untuk anak:
- Periksa Total Gula per Sajian: Jangan hanya melihat klaim pada kemasan, tetapi selalu perhatikan bagian “Gula Total” yang tertera dalam tabel informasi nilai gizi. Pastikan jumlah total gula per sajian sesuai atau tidak melebihi batas aman 25 gram per hari. Pertimbangkan juga frekuensi pemberian camilan tersebut.
- Utamakan Camilan yang Menggunakan Pemanis Alami dalam Jumlah Minimal: Pilihlah camilan yang menggunakan pemanis alami seperti buah-buahan asli, madu murni dalam jumlah yang sangat sedikit, atau stevia yang dianggap aman untuk dikonsumsi anak-anak dalam batas wajar.
- Cermati Klaim “No Sugar Added” atau “Tanpa Gula Tambahan”: Klaim ini tidak selalu berarti produk tersebut benar-benar bebas gula. Bisa saja produk tersebut secara alami mengandung gula (seperti pada buah) atau mengandung pemanis alami lainnya dengan kadar yang cukup tinggi. Oleh karena itu, tetap periksa total kandungan gula dalam tabel nutrisi.
- Prioritaskan Produk dengan Transparansi Bahan: Produk makanan atau minuman yang mencantumkan bahan-bahan komposisi dengan jelas, mudah dimengerti, dan tidak menggunakan banyak bahan tambahan patut mendapatkan perhatian lebih.
- Pilih Camilan dengan Kandungan Serat yang Baik: Serat dapat membantu memperlambat penyerapan gula dalam tubuh, sehingga mencegah lonjakan kadar gula darah yang terlalu tinggi.

Gelato: Alternatif Camilan Dingin dengan Kandungan Gula yang Lebih Terukur
Salah satu alternatif dessert dingin yang bisa Bunda pertimbangkan sebagai pilihan yang lebih aman untuk si Kecil adalah Gelato. Biasanya dibuat dari bahan-bahan alami seperti buah-buahan asli, susu segar, dan dengan kandungan gula yang lebih rendah dibandingkan es krim biasa.
Kesimpulan: Memberikan Dessert pada Anak Bukan Berarti Harus Berlebihan Gula!
Tentu saja, Bunda tidak perlu melarang si Kecil untuk menikmati dessert sama sekali. Yang terpenting adalah bagaimana kita sebagai orang tua lebih bijak dalam memilih jenis dan porsi dessert yang tepat. Dengan membiasakan diri membaca label kemasan secara cermat, memahami berbagai istilah gula tersembunyi, dan memilih alternatif camilan yang lebih sehat, Bunda tetap bisa memberikan camilan manis yang lezat namun tetap aman untuk kesehatan si kecil.
Mulailah dari langkah kecil, seperti membiasakan diri untuk membaca label kemasan bersama anak (tentu saja dengan bahasa yang sederhana dan mudah dipahami) dan secara bertahap memperkenalkan camilan-camilan sehat yang tetap terasa lezat dan menarik bagi mereka. Dengan begitu, kita bisa membangun kebiasaan makan yang lebih baik sejak dini.
Baca juga: Camilan Dingin Tapi Sehat? Ini Kriterianya untuk Ibu Cerdas – Artikel ini membahas bagaimana mengenali camilan dingin yang menyegarkan sekaligus menyehatkan, cocok untuk mendampingi pilihan dessert anak yang lebih baik.
Sumber:
- WHO – Guideline: Sugars intake for adults and children – https://www.who.int/publications/i/item/9789241549028
- Healthline – How Much Added Sugar Is in Your Food? – https://www.healthline.com
- Harvard Health – What eating too much sugar does to your body – https://www.health.harvard.edu/diseases-and-conditions