3 Kesalahan Owner Saat Memilih Supplier Dan Cara Frutta Gelato Menghindarinya

3 Kesalahan Owner Saat Memilih Supplier Dan Cara Frutta Gelato Menghindarinya

Sebagai pebisnis pemula di ranah kuliner, kamu pasti merasa: modal terbatas, waktu mepet, dan pelanggan menunggu. Memilih supplier terkadang jadi urusan sepele yang penting murah atau cepat datang. Namun, Frutta Gelato pernah terseok karena ketiga kesalahan ini. Bukan semata soal stok, tapi juga soal customer-driven experience. Yuk, cek apa kesalahan orang lain agar kamu bisa lebih siap dan tangkas.

 

1. Mengutamakan Harga Termurah Tanpa Menguji Kualitas & Keandalan

Banyak pemilik bisnis tergoda tawaran harga super rendah, seolah itu jalan pintas buat margin cepat. Tapi pernahkah kamu mendapatkan kiriman product yang teksturnya kurang sempurna atau konsisten? Atau lebih parah, supplier tiba-tiba “lost track” di tengah order penting?

Dampaknya:

  • Produk gak konsisten sehingga pelanggan kecewa.
  • Gangguan operasional, waktu habis cari supplier cadangan.
  • Reputasi brand bisa terdampak walau kamu hanya “korban mid-price war.” 

Solusi ala Frutta Gelato:

  • Minta sampel terlebih dulu, bandingkan beberapa opsi.
  • Ambil test-order dalam jumlah kecil untuk verifikasi kualitas & prosedur pengiriman.
  • Cek referensi: supplier lain punya testimoninya gimana? Reliable nggak?

 

2. Gagal Memetakan Supply Chain dengan Fokus Pada Kebutuhan Customer

Pernah kehabisan es krim pas weekend ramai? Itu sinyal bahwa kamu belum connect antara demand pelanggan dengan timeline pengiriman supplier. Tanpa forecast dan sistem kendali permintaan, kamu seperti jalan di malam buta, kadang cepat, kadang malah mentok di crossing.

Dampaknya:

  • Out-of-stock = pelanggan frustasi, sales drop.
  • Over-stock = biaya modal tertahan, kemungkinan produk rusak/membeku.
  • Sulit scaling karena UI (User Impact) jadi buruk. 

Apa yang dilakukan Frutta Gelato:

  • Membuat forecast sederhana: catat pola pembelian, jadwal event, dan cuaca. Es krim laku banget saat panas.
  • Siapkan buffer stock & diskusi timeline delivery dengan supplier di hari sibuk.
  • Evaluasi lead time setiap bulan.

 

3. Tidak Membangun Hubungan Jangka Panjang dengan Supplier

Beberapa pemilik bisnis hanya “ambil dan selesai” setelah transaksi beres, komunikasi jarang. Supplier tak merasa menjadi ‘partner’, sehingga saat peak season atau butuh fleksibilitas, kamu cenderung kalah rebutan supply.

Dampaknya:

  • Kamu sering diikutkan daftar tunggu ketika permintaan tinggi.
  • Negotiation leverage lemah. Tidak ada diskon, prioritas, atau tambahan benefit.
  • Risiko ketergantungan tinggi jika supplier malas support. 

Pendekatan Frutta Gelato:

  • Investasikan waktu untuk jalin komunikasi rutin. Cek kualitas, diskusi feedback pelanggan.
  • Undang supplier ke outlet: mereka dapat insight langsung, kamu tunjukkan how you care.
  • Buat kesepakatan win-win: misalnya bulk order, cover display mereka di outlet, atau joint promo kecil-kecilan. 

Kesimpulan: Supplier adalah Mitra Strategis, Bukan Sekadar Vendor

Tiga kesalahan tersebut ialah harga rendah tanpa verifikasi, supply chain blindspot, dan hubungan transaksional sering bikin bisnis kuliner pemula terbentur. Alih-alih menjual cepat, ubah mindset: supplier adalah teman perjalanan yang membantu deliver customer delight.

Langkah praktis hari ini:

  • Pilih satu supplier lalu evaluasi kualitas dan reliability-nya.
  • Coba forecasting sederhana berdasarkan data kunjungan atau penjualan terakhir minggu lalu.

  • Kirim pesan atau ajak diskusi supplier untuk bangun sambungan yang lebih bermakna.

Baca juga: Cemilan Mood Booster Saat PMS: Sehat & Bebas Drama

Sumber: Kementerian Perdagangan RI – Tips Memilih Supplier

Copyright © 2025 Frutta Gelato