Manis Boleh, Asal Tahu Batasnya! Cara Bijak Atur Porsi Dessert Anak untuk Tumbuh Kembang Optimal

Manis Boleh, Asal Tahu Batasnya! Cara Bijak Atur Porsi Dessert Anak untuk Tumbuh Kembang Optimal

Melihat si Kecil tersenyum riang saat menikmati dessert memang menjadi kebahagiaan tersendiri bagi Ayah dan Bunda. Tak dapat dipungkiri, rasa manis menjadi favorit hampir semua anak. Namun, di balik keceriaan tersebut, orang tua memiliki tanggung jawab besar untuk memastikan kesehatan dan tumbuh kembang anak berjalan optimal. Memberikan dessert kepada anak tentu saja boleh, namun pertanyaan pentingnya adalah: seberapa sering dan seberapa banyak porsi yang tepat?

Anak kecil menikmati gelatto
Anak balita menikmati gelatto

Mewaspadai Risiko Gula Berlebih pada Anak: Bukan Sekadar Gigi Berlubang

Menurut para ahli di Alodokter, konsumsi gula yang berlebihan pada anak dapat memicu serangkaian masalah kesehatan yang perlu diwaspadai. Lebih dari sekadar risiko gigi berlubang yang seringkali dianggap remeh, asupan gula berlebih dapat berdampak negatif pada berbagai aspek tumbuh kembang si Kecil:

  • Gigi Berlubang (Karies): Gula merupakan makanan utama bagi bakteri di mulut yang menghasilkan asam. Asam inilah yang mengikis lapisan enamel gigi, menyebabkan gigi berlubang dan rasa nyeri yang tidak nyaman bagi anak.
  • Penurunan Konsentrasi dan Hiperaktivitas: Lonjakan kadar gula darah setelah mengonsumsi makanan atau minuman manis dapat memberikan energi sesaat, namun diikuti dengan penurunan kadar gula darah yang drastis. Kondisi ini dapat menyebabkan anak menjadi sulit berkonsentrasi, mudah rewel, dan bahkan hiperaktif.
  • Obesitas dan Masalah Berat Badan: Kalori kosong dari gula tambahan dapat menumpuk menjadi lemak dalam tubuh jika tidak diimbangi dengan aktivitas fisik yang cukup. Obesitas pada masa kanak-kanak meningkatkan risiko berbagai penyakit kronis di kemudian hari.
  • Risiko Diabetes Tipe 2: Konsumsi gula berlebih secara terus-menerus dapat mengganggu kemampuan tubuh dalam mengatur kadar gula darah, meningkatkan risiko terjadinya resistensi insulin dan perkembangan diabetes tipe 2 di usia yang lebih muda.
  • Gangguan Metabolisme dan Kesehatan Jantung: Penelitian juga menunjukkan bahwa asupan gula berlebihan dapat berkontribusi pada peningkatan kadar trigliserida dan kolesterol jahat dalam darah, yang merupakan faktor risiko penyakit jantung di masa depan.

Oleh karena itu, American Heart Association (AHA) memberikan rekomendasi yang jelas mengenai batasan konsumsi gula tambahan pada anak. AHA menyarankan agar anak-anak tidak mengonsumsi lebih dari 25 gram gula tambahan per hari, yang setara dengan sekitar 6 sendok teh. Bahkan, untuk anak usia di bawah 2 tahun, asupan gula tambahan sebaiknya sangat dibatasi atau bahkan dihindari sama sekali.

Strategi Bijak Mengatur Porsi Dessert Anak: Keseimbangan antara Kenikmatan dan Kesehatan

Mengatur porsi dessert anak bukanlah hal yang mudah, namun dengan pendekatan yang tepat, Ayah dan Bunda dapat menanamkan kebiasaan makan yang sehat sejak dini. Salah satu pendekatan yang bisa diterapkan adalah konsep Division of Responsibility. Pendekatan ini memberikan peran yang jelas antara orang tua dan anak dalam hal makanan. Orang tua bertanggung jawab untuk menentukan jenis makanan yang disajikan, kapan waktu makan, dan di mana anak akan makan. Sementara itu, anak memiliki kebebasan untuk memutuskan apakah mereka ingin makan dan seberapa banyak porsi yang mereka inginkan.

Berikut adalah beberapa strategi bijak yang dapat Ayah dan Bunda terapkan dalam mengatur porsi dessert si Kecil:

  • Sajikan Dessert Bersamaan dengan Makanan Utama: Alih-alih memberikan dessert sebagai hadiah atau setelah anak menghabiskan semua makanan utamanya, sajikan dessert bersamaan dengan hidangan utama. Hal ini membantu anak untuk melihat dessert sebagai bagian integral dari pola makan secara keseluruhan, bukan sebagai sesuatu yang istimewa atau “terlarang” yang justru dapat memicu obsesi.
  • Jadikan Dessert Sebagai Bagian dari Momen Makan Keluarga: Nikmati dessert bersama-sama sebagai keluarga. Ini menciptakan suasana yang positif dan mengajarkan anak bahwa dessert adalah bagian dari kebersamaan, bukan hanya untuk dirinya sendiri.
  • Libatkan Anak dalam Memilih dan Menyiapkan Dessert Sehat: Ajak anak untuk memilih buah-buahan sebagai topping dessert atau membantu membuat yoghurt buah sendiri. Dengan terlibat langsung, anak akan lebih tertarik dan menghargai pilihan dessert yang lebih sehat.
  • Berikan Contoh yang Baik: Anak-anak cenderung meniru kebiasaan orang tuanya. Jika Ayah dan Bunda juga mengonsumsi dessert manis secara berlebihan, anak pun akan menganggapnya sebagai hal yang wajar. Oleh karena itu, penting bagi orang tua untuk memberikan contoh yang baik dalam memilih dan mengonsumsi makanan manis.
  • Hindari Penggunaan Dessert Sebagai Hadiah atau Penghargaan: Jangan menjanjikan dessert jika anak berbuat baik atau menghabiskan makanan utamanya. Hal ini dapat membuat anak mengasosiasikan dessert dengan emosi dan bukan sebagai bagian dari kebutuhan nutrisi.
  • Komunikasi yang Positif: Bicarakan dengan anak tentang pentingnya menjaga kesehatan dan mengapa konsumsi gula perlu dibatasi dengan bahasa yang mudah mereka pahami. Hindari melarang atau menghakimi, namun berikan penjelasan yang positif dan konstruktif.

 

Frekuensi dan Porsi Ideal Dessert untuk Anak: Tidak Harus Setiap Hari

Berdasarkan rekomendasi dari AHA, frekuensi ideal pemberian dessert manis pada anak sebaiknya tidak terlalu sering. Porsi yang dianjurkan adalah 1 hingga 3 kali dalam seminggu. Penting untuk diingat bahwa porsi yang tepat bukanlah berdasarkan paksaan, melainkan disesuaikan dengan rasa lapar dan kenyang anak. Biarkan anak belajar mendengarkan sinyal tubuhnya sendiri.

Tips Memilih Dessert Sehat untuk Si Kecil: Lebih dari Sekadar Rasa Manis

Agar dessert tetap menjadi camilan yang menyenangkan namun tetap menyehatkan bagi si Kecil, Ayah dan Bunda dapat menerapkan beberapa tips berikut:

  • Prioritaskan Topping Buah Alami: Ketika memilih dessert, utamakan pilihan yang menggunakan topping buah-buahan segar atau beku sebagai pemanis alami. Hindari topping berupa sirup gula, karamel, atau meses yang tinggi gula.
  • Ganti Dessert Manis Biasa dengan Alternatif yang Lebih Sehat: Cobalah mengganti es krim biasa atau kue-kue manis dengan yoghurt tanpa gula yang ditambahkan buah-buahan, atau gelato buah alami yang dibuat tanpa pemanis buatan. Gelato buah alami dapat menjadi pilihan yang menyegarkan dan tetap memberikan rasa manis dari buah asli.
  • Batasi Minuman Manis: Dorong anak untuk menjadikan air putih sebagai minuman utama sehari-hari, bukan minuman manis seperti jus kemasan, soda, atau minuman 

Pilihan Dessert Sehat dan Lezat untuk Anak

pilihan dessert sehat dan lezat untuk anak
Pilihan dessert sehat dan lezat untuk anak

Sebagai alternatif dessert yang lebih sehat, Frutta Gelato hadir sebagai pilihan yang menarik bagi Ayah dan Bunda. Dibuat dengan bahan dasar buah asli pilihan, Frutta Gelato tidak mengandung pewarna dan pengawet buatan, serta memiliki kandungan gula yang lebih rendah dibandingkan dessert manis lainnya. Rasanya yang lezat dan menyegarkan pasti disukai si Kecil, namun tetap ramah terhadap kesehatan mereka.

Dengan memahami risiko gula berlebih dan menerapkan strategi bijak dalam mengatur porsi dessert, Ayah dan Bunda dapat membantu si Kecil menikmati makanan manis dalam batas yang sehat. Pilihan dessert sehat seperti Frutta Gelato juga dapat menjadi solusi yang lezat dan aman untuk mendukung tumbuh kembang optimal anak. Ingatlah selalu, manis boleh, asal tahu batasnya!

 

Kesimpulan

Dessert itu boleh, asal tahu batasnya. Dengan memilih makanan manis yang lebih sehat dan memberikan dalam frekuensi seimbang, Ayah–Bunda dapat tetap memberi kebahagiaan pada si Kecil tanpa mengorbankan kesehatan.

Baca juga: Anak Susah Makan Buah? Ini Trik Manis yang Bisa Dicoba di Rumah – Artikel ini membahas cara kreatif mendorong anak makan buah lewat kreasi manis alami.

Sumber:

  1. Alodokter – Dampak kelebihan gula pada anak https://www.alodokter.com/hati-hati-gula-berlebih-dapat-mengganggu-tumbuh-kembang-anak
  2. Healthy Children (AAP) – How to tame your child’s sweet tooth https://www.healthychildren.org/English/healthy-living/nutrition/Pages/How-to-Tame-Your-Childs-Sweet-Tooth.aspx
  3. Cleveland Clinic – Sugar: How bad are sweets for your kids? https://health.clevelandclinic.org/sugar-how-bad-are-sweets-for-your-kids
Takut Anak Batuk Karena Camilan Dingin? Ini Cara Aman Menyiasatinya

Takut Anak Batuk Karena Camilan Dingin? Ini Cara Aman Menyiasatinya

Saat cuaca panas, anak-anak sering merengek minta camilan dingin seperti es krim. Namun, banyak orang tua langsung menolak karena takut si kecil jadi batuk atau pilek. Tapi benarkah makan es krim bisa langsung menyebabkan batuk?

Menurut ahli medis dari Halodoc dan Alodokter, batuk bukan disebabkan langsung oleh makanan dingin, melainkan oleh infeksi virus, alergi, atau sistem kekebalan tubuh yang sedang menurun. Namun, makanan dingin dapat memperparah gejala batuk jika dikonsumsi dalam kondisi tubuh anak yang tidak fit atau ketika sedang pilek.

Anak-anak makan Gelatto bersama-sama tanpa takut batuk
Anak-anak makan Gelatto bersama-sama tanpa takut batuk

Fakta Medis: Bukan Penyebab Utama Batuk

Es krim dan camilan dingin bukanlah penyebab langsung batuk. Tapi, suhu dingin dapat memicu produksi lendir berlebih di tenggorokan, terutama jika anak memang sedang flu atau daya tahan tubuhnya sedang turun. Oleh karena itu, penting untuk memahami kapan waktu yang tepat dan bagaimana cara menyajikan camilan dingin kepada anak.

Tips Aman Memberikan Es Krim untuk Anak

  1. Pastikan Anak dalam Kondisi Sehat
    Jangan berikan es krim jika anak sedang flu berat atau batuk berdahak. Tunggu sampai tubuhnya pulih. Saat sehat, sistem imun akan lebih kuat dalam menanggapi suhu dingin dari camilan.
  2. Perhatikan Suhu Es Krim
    Jangan langsung berikan es krim dari freezer. Biarkan mencair sebentar agar suhunya tidak terlalu ekstrem. Ini bisa membantu tenggorokan anak menyesuaikan dan mengurangi iritasi.
  3. Berikan Porsi Kecil
    Hindari memberikan satu porsi besar sekaligus. Sajikan es krim dalam takaran kecil sebagai bagian dari dessert, bukan camilan utama.
  4. Pilih Es Krim Berkualitas dengan Bahan Alami
    Hindari es krim yang mengandung pemanis buatan dan pewarna sintetis. Produk berbahan alami, seperti Frutta Gelato, lebih aman karena menggunakan buah asli dan tidak mengandung pengawet.
  5. Dampingi Anak Saat Makan
    Orang tua sebaiknya mendampingi anak saat makan camilan dingin. Pastikan anak tidak makan terlalu cepat atau berbicara sambil mengunyah agar tidak tersedak.

    Infografis cara aman memberi camilan dingin pada anak
    Infografis cara aman memberi camilan dingin pada anak

Solusi Bijak: Jangan Larang, Tapi Atur

Melarang total hanya akan membuat anak penasaran. Sebaliknya, orang tua bisa menyiasati dengan membuat camilan dingin sendiri, misalnya es loli dari jus buah segar atau menyajikan gelato dengan potongan buah. Dengan pendekatan ini, anak tetap bisa menikmati rasa manis dan segar tanpa khawatir berlebihan.

Penutup

Anak boleh saja makan camilan dingin seperti es krim, asalkan dalam kondisi tubuh yang fit, diberikan dalam porsi kecil, dan dengan pengawasan. Alih-alih melarang sepenuhnya, lebih baik ajari anak untuk mengenali rasa dan menjaga keseimbangan asupan makanannya.

Baca juga: Manis Boleh, Asal Tahu Batasnya! Ini Cara Bijak Atur Porsi Dessert Anak – Artikel ini membahas cara orang tua mengatur konsumsi manis si kecil agar tidak berlebihan namun tetap menyenangkan.

 

Sumber:

  • Halodoc – Benarkah Es Krim Bisa Menyebabkan Batuk?
  • Alodokter – Makanan Dingin dan Batuk
Kapan Anak Aman Mulai Makan Es Krim?

Kapan Anak Aman Mulai Makan Es Krim?

Banyak orang tua bertanya-tanya, sebenarnya pada umur berapa anak boleh mulai mengkonsumsi es krim? Es krim memang favorit si Kecil karena rasanya manis dan sensasi dinginnya, namun sebagai orang tua wajar jika khawatir tentang efeknya. Kekhawatiran umum mencakup risiko gula yang tinggi, efek makanan dingin terhadap kesehatan (batuk/pilek), hingga potensi alergi. Berikut ini informasi dari sumber-sumber terpercaya mengenai usia aman anak makan es krim, panduan medis resmi tentang makanan dingin/manis untuk anak, serta risiko kesehatannya, lengkap dengan kutipan dan sumber resmi.

Anak kecil perempuan memegang cup gelato
Anak kecil perempuan memegang cup gelato

Rekomendasi Resmi tentang Usia Aman Konsumsi Es Krim

Para ahli kesehatan tidak menetapkan aturan kaku soal usia kapan bayi atau balita boleh mencicipi es krim, namun ada panduan umum yang disarankan:

  • Mulai MPASI (6 bulan): Secara teknis, bayi sudah boleh diperkenalkan pada berbagai rasa sejak mulai Makanan Pendamping ASI (MPASI) di usia ~6 bulan. “Sebenarnya, sejak bayi berusia 6 bulan atau sudah memperoleh MPASI, pemberian es krim sudah diperbolehkan,” tulis Alodokter. Artinya, mencicipi sedikit es krim sesekali tidak berbahaya bagi bayi yang sudah makan makanan padat. Namun, penting digarisbawahi bahwa pada tahap ini hanya sebatas menciciphindari memberi satu porsi penuh karena kandungan gulanya.
  • Rekomendasi Menunda hingga 1–2 Tahun: Organisasi kesehatan internasional cenderung menganjurkan penundaan pemberian es krim hingga anak lebih besar. Misalnya, Centers for Disease Control (CDC) di AS merekomendasikan menunggu hingga usia 24 bulan (2 tahun) sebelum menambahkan gula pada makanan bayi.

 

  • Pendapat Dokter Spesialis Anak: Beberapa dokter anak memperbolehkan es krim sejak usia 1 tahun dengan catatan. dr. Attila Dewanti, Sp.A menjelaskan bahwa “Satu tahun boleh, asal tidak ada alergi dingin atau alergi susu”. Artinya, anak di atas 12 bulan yang tidak memiliki alergi susu sapi atau sensitif terhadap suhu dingin umumnya sudah dapat menikmati es krim dalam porsi kecil. Pastikan untuk memperkenalkan secara bertahap dan perhatikan reaksi anak.

 

Alasan Pembatasan: Kandungan Gula dan Risikonya

Mengapa banyak ahli menganjurkan menunda memberi es krim pada bayi/batita? Kuncinya ada pada kandungan gula dan komposisi es krim. Berikut penjelasannya:

  • Tinggi Gula Tambahan: Es krim komersial mengandung gula tambahan cukup tinggi. Contohnya, “satu porsi es krim vanila rata-rata mengandung 21 gram gula tambahan (sekitar 1,5 sendok makan gula)”. Jumlah 21 gram gula mungkin tampak sedikit bagi orang dewasa, namun bagi bayi itu sudah sangat tinggi.

 

  • Tidak Diperlukan Bayi & Berisiko untuk Kesehatan: Secara nutrisi, gula tambahan tidak dibutuhkan bayi. Energi dari gula murni hanya akan menggantikan ruang untuk kalori bergizi yang diperlukan tumbuh-kembangnya. Kemenkes menegaskan MPASI 6–24 bulan sebaiknya tanpa gula garam tambahan; rasa bisa ditingkatkan dengan bahan alami (seperti tomat, bawang, dll) ketimbang gula. Terlalu banyak gula justru bisa merusak gigi bayi yang baru tumbuh dan membebani organ. “Asupan gula dan garam berlebih tidak baik untuk ginjal bayi,”. Artinya, ginjal bayi yang belum matang dapat terpengaruh negatif oleh kelebihan gula (juga garam). 

 

  • Risiko Obesitas dan Penyakit: Konsumsi gula tinggi pada anak kecil telah dikaitkan dengan peningkatan risiko obesitas dan diabetes di masa depan. dr. Attila mengingatkan bahwa asupan gula yang melebihi batas normal turut meningkatkan risiko penyakit tidak menular seperti diabetes dan hipertensi nanti saat dewasa. 

 

  • Alergi dan Intoleransi Laktosa: Es krim umumnya terbuat dari susu sapi. Ini berarti tidak cocok bagi bayi yang alergi protein susu sapi atau intoleransi laktosa. “Pada bayi yang memiliki alergi susu sapi atau intoleransi laktosa, pemberian es krim bisa membuatnya mengalami reaksi alergi atau gangguan pencernaan,” tulis Alodokter. Gejala yang perlu diwaspadai misalnya muntah, diare, ruam kulit, atau pembengkakan area bibir/mata setelah konsumsi.

Tips Aman Memberikan Es Krim pada Anak

Penyajian es krim porsi kecil dalam mangkuk dengan potongan buah stroberi sebagai topping alami
Penyajian es krim porsi kecil dalam mangkuk dengan potongan buah stroberi sebagai topping alami

Jika anak sudah berusia 1 tahun ke atas dan ingin mencoba es krim, berikut beberapa hal yang perlu diperhatikan:

  • Pilih es krim dengan bahan alami dan rendah gula.
  • Pastikan es krim terbuat dari susu pasteurisasi.
  • Hindari es krim yang mengandung madu untuk anak di bawah 1 tahun.
  • Jangan beri topping keras atau kenyal yang berisiko tersedak.
  • Berikan es krim saat anak dalam kondisi sehat dan tidak sedang batuk/pilek.
  • Batasi frekuensi konsumsinya, cukup sesekali sebagai camilan

 

Kesimpulan

Jadi, kapan anak boleh makan es krim? Secara umum, tunggulah sampai sekitar usia 1 tahun, dan bahkan lebih baik lagi mendekati 2 tahun, sebelum memberikan es krim dalam porsi berarti. Pada usia itu, sistem pencernaan anak lebih siap dan risiko efek buruk gula bisa diminimalkan. Sebelum 1 tahun, kalaupun ingin memberi, cukup sedikit saja untuk cicip rasa – namun sebenarnya bayi <12 bulan tidak memerlukan es krim atau gula tambahan sama sekali.

Yang tak kalah penting, perhatikan kandungan es krim dan kondisi anak saat akan memberikannya. Pastikan tidak ada komponen berbahaya (madu bagi bayi, susu mentah, dll) dan anak dalam keadaan sehat.

Baca juga: Takut Anak Batuk Karena Camilan Dingin? Ini Cara Aman Menyiasatinya – Artikel ini membahas cara tepat mengenalkan makanan dingin tanpa membuat orang tua khawatir, lengkap dengan tips dari ahli gizi dan dokter anak.

Sumber Referensi: Kementerian Kesehatan RI, Ikatan Dokter Anak Indonesia, World Health Organization, CDC, dan berbagai dokter anak. Semua anjuran di atas telah dikutip dari sumber-sumber resmi:

  • Kementerian Kesehatan RI (Pedoman Gizi & MPASI) sehatnegeriku.kemkes.go.id
  • Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) lampung.antaranews.com
  • Centers for Disease Control (CDC) / Direktorat Gizi Kemenkessuara.com, sehatnegeriku.kemkes.go.id
  • Praktisi Dokter Spesialis Anak (dr. Attila Dewanti, Sp.A) lampung.antaranews.com
    Alodokter & Alodokter (konten medik oleh dokter)alodokter.com
  • Artikel IDAI/PrimaKu (dr. Dini Astuti, Sp.A) primaku.com
  • Suara.com & Antara News (wawancara ahli) suara.com, dll.
Bolehkah Anak Makan Ice Cream Saat Flu? Ini Fakta Medisnya!

Bolehkah Anak Makan Ice Cream Saat Flu? Ini Fakta Medisnya!

Setiap orang tua pasti pernah mendengar saran untuk tidak memberi anak es krim atau makanan dingin saat si Kecil sedang flu. Alasannya, makanan dingin dikhawatirkan bisa membuat batuk dan pilek anak makin parah.

Namun, apakah benar es krim harus jadi pantangan saat anak sakit flu? Mari kita telusuri fakta medisnya untuk menjawab kekhawatiran orang tua.

Mitos vs Fakta: Es Krim Saat Anak Flu

Secara medis, flu dan pilek disebabkan oleh infeksi virus, bukan karena makan atau minum yang dingin. Artinya, makan es krim tidak akan langsung menyebabkan batuk maupun pilek pada anak. Kalaupun si Kecil kebetulan batuk-pilek setelah menikmati es, kemungkinan besar karena daya tahan tubuhnya sedang menurun dan terserang virus, bukan akibat es krimnya.

Selain itu, anggapan bahwa es krim bikin lendir atau dahak semakin banyak hanyalah mitos belaka. Menurut dr. James Steckelberg, konsumsi susu dan produk olahannya saat sakit tidak membuat tubuh memproduksi lebih banyak dahak. Jadi, orang tua tak perlu khawatir bahwa kandungan susu dalam es krim akan memperparah batuk atau pilek anak.

Tentunya, orang tua tetap perlu bijak. Jika anak memiliki alergi terhadap dingin atau gejala batuk-pilek yang sangat berat, sebaiknya tunda dulu pemberian es krim hingga kondisinya membaik demi kenyamanannya. Namun, pada kondisi demam tanpa batuk-pilek serius, memberikan es krim sesekali dalam porsi kecil boleh-boleh saja. Beberapa dokter bahkan menyarankan, setelah anak makan es krim, berikan air putih hangat supaya tenggorokannya tetap nyaman.

Manfaat Es Krim untuk Anak Saat Flu

Menariknya, es krim justru memiliki beberapa manfaat ketika dikonsumsi secara tepat saat anak sedang sakit flu atau demam.

Perbandingan visual antara pilihan makanan sehat dan es krim, menyoroti keseimbangan nutrisi untuk anak saat sakit .
Keseimbangan nutrisi untuk anak saat sakit

Saat sakit flu, es krim dapat memberikan kenyamanan tersendiri bagi anak. Berikut beberapa manfaat es krim saat anak flu:

  • Memberikan Cairan dan Mencegah Dehidrasi: Saat flu atau demam, anak rentan kehilangan banyak cairan karena suhu tubuhnya tinggi dan banyak berkeringat. Es krim terutama yang berbasis air (misalnya es loli atau sorbet) dapat membantu menggantikan cairan tubuh yang hilang sekaligus menyegarkan tenggorokan. Ini bermanfaat bagi anak yang enggan minum air putih saat sakit, es krim bisa menjadi solusi cairan yang disukai si Kecil.
  • Sumber Energi Saat Nafsu Makan Turun: Anak yang sedang flu sering kali tidak nafsu makan. Nah, es krim dapat menjadi alternatif asupan kalori yang mudah dan enak. Kandungan gula dan lemak dalam es krim memberikan energi instan yang dibutuhkan tubuh untuk melawan infeksi.  Selain itu, karena terbuat dari susu, es krim mengandung sedikit protein dan kalsium yang bermanfaat bagi tubuh anak.  Ini membantu memenuhi kebutuhan energi saat anak sulit makan makanan berat.
  • Meredakan Sakit Tenggorokan: Infeksi flu kerap disertai radang tenggorokan yang membuat anak enggan menelan. Sensasi dingin dari es krim dapat berperan seperti anestesi alami yang mengurangi nyeri di tenggorokan sejenak. Tekstur es krim yang lembut juga mudah ditelan, sehingga anak tetap mendapat asupan meski tenggorokannya sedang sakit. Tak heran, banyak dokter membolehkan pemberian es dingin atau es krim setelah operasi amandel karena alasan serupa  untuk meredakan nyeri dan mengurangi pembengkakan.

Tips Aman Memberikan Es Krim pada Anak Sakit

  1. Pilih Es Krim Rendah Gula: Batasi asupan gula saat anak sakit agar tidak menurunkan kekebalan. World Health Organization (WHO) merekomendasikan konsumsi gula pada anak maksimal sekitar 25 gram per hari. Jadi usahakan pilih es krim dengan kadar gula yang rendah (idealnya di bawah ±15 gram per porsi)
  2. Utamakan yang Lebih Rendah Lemak: Es krim tinggi lemak jenuh kurang baik bagi pencernaan dan kesehatan. Pilih produk es krim atau gelato dengan kadar lemak lebih rendah, hindari lemak jenuh berlebih.  Gelato umumnya lebih rendah lemak dibanding es krim biasa fruttagelato.com. Misalnya, Frutta Gelato menggunakan bahan alami tanpa pengawet, sehingga lebih aman dan sehat untuk anak.
  3. Perhatikan Kandungan Nutrisi: Cek label nutrisi pada kemasan es krim. Akan lebih baik jika es krim mengandung vitamin, mineral, atau protein sebagai nilai tambah bagi tubuh. Kandungan vitamin (misal vitamin C, D) dapat membantu daya tahan tubuh, sedangkan protein dan kalsium dari susu baik untuk tulang dan gigi si Kecil. Hindari es krim yang banyak pewarna atau perasa buatan, dan sesuaikan dengan kondisi anak (contoh: pilih es krim non-dairy jika anak alergi susu).
  4. Sajikan Porsi Kecil: Berikan es krim secukupnya sebagai camilan, bukan pengganti makanan utama. Ingat, meski saat demam boleh makan yang manis, jangan berlebihan. Cukup satu porsi kecil (beberapa sendok atau satu stik es loli) per hari. Porsi yang terlalu banyak dikhawatirkan mengganggu selera makan anak terhadap makanan bergizi lain.
  5. Pastikan Anak Tetap Nyaman: Perhatikan reaksi si Kecil ketika makan es krim. Jika ia tampak menikmati dan tidak muncul batuk tambahan, berarti aman. Sebaiknya biarkan es krim sedikit mencair dahulu agar tidak terlalu dingin ekstrem. Setelah selesai, beri anak minum air putih hangat untuk menetralkan suhu di tenggorokan. Langkah sederhana ini dapat mencegah tenggorokan iritasi dan memastikan anak tetap nyaman.

Dengan memperhatikan tips di atas, orang tua tak perlu ragu lagi memberikan es krim saat anak flu. Es krim dapat menjadi comfort food yang membantu anak merasa lebih baik di tengah sakitnya. Yang penting, imbangi dengan asupan nutrisi lain dan istirahat yang cukup agar proses penyembuhan optimal. Ingat bahwa es krim bukan obat flu, melainkan pendukung yang membantu anak tetap mendapat cairan, energi, dan semangat untuk cepat pulih.

Baca juga: Umur berapa anak boleh makan ice cream? Artikel ini membahas panduan usia yang ideal untuk anak mulai mengonsumsi es krim, serta tips memilih es krim yang aman dan bernutrisi untuk tumbuh kembang mereka.

 

Sumber:

  • Halodoc (halodoc.com) – Artikel Makan Es Krim Saat Demam Justru Bermanfaat, Benarkah? halodoc.comhalodoc.com
  • KlikDokter (klikdokter.com) – Artikel Makan Es Krim Sebabkan Batuk Pilek, Benarkah? klikdokter.comklikdokter.com
  • detikHealth (health.detik.com) – Berita Makan Es Krim Bisa Bikin Anak Batuk Pilek, Mitos atau Fakta? health.detik.comhealth.detik.com
  • Suara.com (suara.com) – Artikel Anak Demam, Bolehkah Dikasih Es Krim?
Apa yang Harus Dihindari dari Camilan Instan untuk Anak-anak?

Apa yang Harus Dihindari dari Camilan Instan untuk Anak-anak?

Memberikan camilan instan kepada si Kecil memang praktis dan disukai anak-anak. Namun, Ayah dan Bunda perlu waspada karena tidak semua camilan kemasan aman untuk dikonsumsi setiap hari. Faktanya, dilansir dari Healthy WA, sekitar 41% asupan kalori anak dapat berasal dari junk food. Padahal, camilan instan umumnya tinggi kalori, gula, garam, dan lemak jenuh, sehingga bila terlalu sering dikonsumsi bisa meningkatkan risiko berbagai masalah kesehatan. Dengan mengetahui apa saja yang harus dihindari dari camilan instan, orang tua bisa lebih tenang dan bijak dalam memilih camilan, demi kesehatan anak jangka panjang.

Baik balita maupun anak usia sekolah rentan terhadap pengaruh buruk camilan instan yang tidak sehat. Selain berisiko menimbulkan masalah kesehatan pada anak, konsumsi snack kemasan berlebihan juga dapat membuat si Kecil terbiasa dengan pola makan kurang sehat. Karena itu, penting bagi orang tua untuk memahami kandungan apa saja yang sebaiknya dihindari dalam camilan instan untuk anak-anak.

Kandungan Camilan Instan yang Harus Dihindari

Banyak produk camilan instan dibuat menarik bagi anak dengan rasa gurih atau manis yang kuat. Sayangnya, rasa lezat tersebut sering berasal dari kandungan yang kurang baik bagi tubuh. Berikut ini hal-hal pada camilan instan yang perlu Ayah dan Bunda hindari:

1. Gula Tambahan Berlebihan

Camilan manis seperti permen, cokelat, biskuit, atau minuman kemasan umumnya mengandung gula tambahan yang sangat tinggi. Konsumsi gula berlebih pada anak dapat memicu obesitas dan meningkatkan risiko diabetes tipe 2 di kemudian hari. Selain itu, asupan gula yang tinggi juga berpotensi merusak kesehatan gigi anak – gula dan asam dapat mengikis enamel gigi sehingga menyebabkan gigi berlubang. Tips: Periksa label nutrisi camilan dan hindari produk yang mencantumkan gula atau pemanis (sirup fruktosa, sukrosa, dll.) di urutan awal komposisi.

2. Garam (Sodium) dan MSG Tinggi

Banyak camilan asin seperti keripik, crackers, atau mie instan mengandung kadar garam (natrium) yang tinggi, sering ditambah MSG (monosodium glutamat) sebagai penyedap. Terlalu banyak garam dapat berdampak buruk pada kesehatan anak, misalnya meningkatkan risiko tekanan darah tinggi sejak dini.  Satu porsi mie instan saja kadang sudah memenuhi kebutuhan natrium harian si Kecil. Sementara itu, MSG berlebih bisa menyebabkan efek samping pada anak yang sensitif, seperti sakit kepala, mual, atau jantung berdebar. Konsumsi makanan kaya MSG secara berlebihan juga dikaitkan dengan perilaku hiperaktif pada anak.  Tips: Pilih camilan dengan kandungan sodium rendah (idealnya <200 mg per porsi) dan sebisa mungkin hindari snack yang mencantumkan MSG tinggi dalam daftar bahannya.

3. Lemak Jenuh dan Lemak Trans

Camilan instan yang melalui proses goreng atau menggunakan minyak hidrogenasi mengandung banyak lemak jenuh bahkan lemak trans. Contohnya keripik kentang, popcorn microwave, atau biskuit kemasan sering diolah dengan minyak yang mengandung lemak trans. Lemak trans dan lemak jenuh berlebihan dapat meningkatkan kolesterol jahat, memicu obesitas, dan meningkatkan risiko penyakit jantung di kemudian hari. Tips: Batasi pemberian snack yang digoreng atau berlabel partially hydrogenated. Pilih camilan yang dipanggang atau menggunakan sumber lemak lebih sehat (misal mengandung minyak zaitun daripada minyak sawit).

4. Bahan Pengawet dan Pewarna Buatan

Agar tahan lama dan tampak menarik, camilan kemasan sering ditambahkan bahan pengawet, pewarna, dan perisa buatan. Beberapa pewarna makanan sintetis sebenarnya kurang aman bagi anak; misalnya, pewarna kuning tertentu (Yellow #5, Yellow #6) diketahui mengandung zat karsinogenik melebihi batas aman. Bahkan ada jajanan yang nekat menggunakan pewarna tekstil seperti Rhodamin B yang dapat menyebabkan kerusakan hati dan risiko kanker. Pengawet makanan dalam jumlah besar juga berpotensi mengganggu kesehatan pencernaan dan diduga berhubungan dengan peningkatan risiko kanker usus besar. Tips: Hindari camilan dengan warna terlalu mencolok yang tidak wajar. Periksa label untuk bahan seperti sodium benzoate, nitrit, BHA, BHT dan hindari jika kadarnya tinggi. Pilih produk yang menggunakan bahan pewarna alami atau berlabel bebas pengawet.

5. Kalori Tinggi, Rendah Nutrisi

Istilah lain untuk camilan instan yang tidak sehat adalah “kalori kosong” – tinggi kalori namun miskin nutrisi penting. Snack kemasan biasanya rendah serat, protein, vitamin, dan mineral yang dibutuhkan anak. Akibatnya, anak yang kenyang oleh camilan akan kehilangan nafsu makan untuk makanan bergizi seperti sayur, buah, dan protein. Pola ini dapat menyebabkan kekurangan gizi seimbang dan menghambat tumbuh kembang optimal si Kecil.  Tips: Jangan jadikan camilan instan sebagai pengganti makanan utama. Berikan di waktu yang tepat (di sela jam makan) dan tetap prioritaskan makanan bernutrisi. Jika anak sudah makan snack manis, imbangi dengan memberi buah atau susu tanpa gula setelahnya.

Tips Memilih Camilan Sehat untuk Anak

Setelah mengetahui hal-hal yang harus dihindari, Ayah dan Bunda dapat lebih cermat dalam memilih camilan. Berikut beberapa tips untuk memastikan camilan si Kecil lebih sehat dan aman:

  • Batasi frekuensi dan porsi camilan instan: Usahakan snack kemasan tidak dikonsumsi lebih dari 1 kali sehari. Terlalu sering ngemil bisa membuat anak kenyang gula/garam dan menolak makanan utama. Berikan camilan dalam porsi kecil secukupnya saja.

  • Selalu cek label gizi sebelum membeli: Pilih produk dengan gula, garam, dan lemak serendah mungkin. Idealnya, camilan anak per porsi mengandung <5 g gula dan <0,3 g garam. American Academy of Pediatrics merekomendasikan snack anak ≤200 kkal per sajian, sodium <200 mg, serta rendah lemak jenuh. Membaca komposisi juga penting untuk menghindari bahan aditif berbahaya.

  • Utamakan camilan fresh dan homemade: Sediakan lebih banyak camilan sehat buatan rumah. Misalnya potongan buah segar, puding susu rendah gula, sandwich kecil isi telur/keju, atau kue homemade dengan resep rendah gula. Camilan rumahan memberi kendali penuh atas kandungan gula, garam, dan tanpa pengawet.

  • Ajak anak mengenal rasa alami: Latih anak menikmati cemilan sehat dengan rasa alami, bukan dari MSG atau pemanis buatan. Kurangi stok snack tidak sehat di rumah dan ganti dengan pilihan lebih bernutrisi. Jika si Kecil terbiasa ngemil buah atau yogurt dari kecil, ia tidak akan terlalu tergantung pada makanan ringan kemasan.

  • Jadi contoh dan kreatif: Anak cenderung meniru orang tuanya. Tunjukkan bahwa Ayah Bunda juga memilih camilan sehat sehari-hari. Buat sesi ngemil menjadi menyenangkan – misalnya ajak anak membantu menyiapkan smoothie buah atau es loli yogurt beku. Dengan keterlibatan dan contoh positif, anak akan lebih mudah menjauhi camilan instan yang kurang sehat.

Alternatif Camilan Sehat untuk Anak

Sebagai gantinya, ada banyak pilihan camilan sehat yang tetap disukai anak-anak. Camilan berikut tidak hanya lezat tetapi juga memberikan nutrisi bagi tubuh si Kecil:

  • Buah segar dan sayur: Berbagai buah potong (apel, pisang, anggur, semangka) sangat cocok jadi kudapan. Bisa disajikan langsung atau dijadikan salad buah kecil. Wortel atau timun stick juga bisa jadi cemilan renyah sehat.

  • Olahan susu rendah gula: Contohnya yogurt tawar dengan topping buah, keju potong, atau puding susu dengan sedikit madu. Produk olahan susu kaya kalsium dan protein, baik untuk pertumbuhan anak, asalkan tidak berlebihan gula.

  • Kacang dan biji-bijian: Untuk anak di atas 3 tahun (yang sudah bisa mengunyah dengan baik), kacang almond, kacang rebus, atau kuaci biji bunga matahari dapat menjadi opsi camilan tinggi serat dan nutrisi. Pastikan tidak ada riwayat alergi dan awasi saat mengonsumsi untuk mencegah tersedak.

  • Camilan gandum utuh: Berikan sereal whole-grain rendah gula, oatmeal cookies buatan sendiri, atau roti gandum panggang dengan selai kacang alami. Serat dalam gandum utuh baik untuk pencernaan dan membuat anak kenyang lebih lama.

  • Es krim atau gelato buah alami: Sesekali berikan camilan dingin menyegarkan yang sehat, misalnya es loli dari jus buah 100% atau gelato berbahan buah asli. Gelato buah mengandung manis alami dan cenderung lebih rendah kalori dibanding es krim biasa. Frutta Gelato, misalnya, adalah contoh gelato halal pertama di bali yang sudah terkenal di indonesia, produknya dibuat dari buah lokal asli tanpa tambahan pengawet, sehingga bisa menjadi pilihan dessert lebih sehat bagi anak. Si Kecil dapat menikmati sensasi es krim buah yang lezat, sementara orang tua tetap tenang karena kandungannya lebih terkontrol dan sudah jelas Halal MUI.

Gelato buah bisa jadi alternatif camilan manis yang lebih sehat
(Gambar: Gelato buah dengan potongan buah segar sebagai camilan sehat anak)

Baca juga: Bolehkah Anak Makan ice cream Saat Flu? Ini Fakta Medisnya! – Artikel ini membahas galaunya orang tua saat anak merengek minta es cream saat Flu berdasarkan fakta medis

Kesimpulan

Anak-anak yang terbiasa makan camilan sehat akan tumbuh lebih aktif dan bugar. Orang tua pun akan lebih tenang tanpa harus melarang anak ngemil sepenuhnya. Kuncinya ada pada pemilihan snack yang tepat, cermat membaca label, dan membangun kebiasaan sehat sejak dini.

Sesekali menikmati snack manis seperti gelato buah bisa jadi solusi tengah: menyenangkan lidah anak, tetap aman bagi kesehatannya.

Sumber:

Bahaya Makanan Ringan Kemasan yang Tak Senikmat Rasanya – Alodokter (https://www.alodokter.com/bahaya-makanan-ringan-kemasan-yang-tak-senikmat-rasanya)

https://hellosehat.com/parenting/anak-6-sampai-9-tahun/gizi-anak/jajanan-tidak-sehat/

https://www.alodokter.com/bahaya-makanan-ringan-kemasan-yang-tak-senikmat-rasanya

https://tentanganak.com/artikel/akibat-terlalu-banyak-makan-snack/

https://tentanganak.com/artikel/akibat-terlalu-banyak-makan-snack/

 
Copyright © 2025 Frutta Gelato